Wednesday 25 November 2015

Panen Nanas
Desa Wisata Siwarak - Nanas Batu dari Desa Siwarak, Kec. Karangreja, Kab. Purbalingga Jawa Tengah menembus pasar nasional dan memasok jaringan ritel besar di Jakarta dan sejumlah pasar di Pulau Jawa.

Salah satu kelompok tani "Sipetung Jaya" Desa Siwarak, Dirin mengatakan " kelompok taninya berhasil menembus jaringan ritel  carefour di Jakarta dan memasok sejumlah pasar di kota besar lainnya. Nanas batu dari siwarak ukurannya lebih besar dan lebih manis, ujarnya setengah berpromosi.

Ia mengaku semenjak pengenalan nanas batu kepada masyarakat telah digalakkan oleh pemerintah desa untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan penghasilan masyarakat, kelompok taninya jadi lebih giat dan menyediakan lahannya untuk menanam buah nanas. '"Udara yang sejuk dan lahan yang subur membuat masyarakat tertarik untuk ikut mengembangkan nanas batu. Hasilnya juga lebih baik bila dibandingkan menjadi buruh atau saat mereka merantau. Sudah tujuh tahun pengembangan nanas ini,'' katanya.

Luas lahan yang dulunya sekitar 25 hektare untuk di tanami nanas batu , sekarang meningkat. Hal tersebut bisa dilihat dengan naiknya jumlah minat masyarakat untuk menanam nanas batu.Pembukaan lahan pertanian nanas ini juga sudah terbukti mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. 

Dukungan pemerintah desa siwarak tak hanya di sektor pertanian dan sektor peternakan. Di sektor pariwisata pun mendapat sorotan dan perhatian khusus. Semenjak di bukanya paket pendakian ke bukit njelir dan bukit kelir oleh Pokdarwis(Kelompok Sadar Wisata) "Lawa Mandiri" yang mulai di kenal masyarakat luas, kini di Alur Sipetung juga mulai di bangun Rest Area yang di fasilitasi Camping Ground, Area Bermain dan Gardu Pandang.

Rest Area Alur Sipetung berada di selatan obyek wisata gualawa dengan view perbukitan yang masih hijau ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.  Disepanjang jalan menuju rest area adalah hamparan kebun nanas. Dengan di bangunnya Rest Area ini diharapkan bisa menambah penghasilan petani nanas yang berada di sepanjang jalan menuju rest area.
Desa Wisata Siwarak Desa Wisata Siwarak Desa Wisata Siwarak Pembuatan Gardu Pandang Jalan menuju Rest Area Kerja Bakti

Saturday 21 November 2015

Suka melakukan trekking di alam bebas?
Kawasan Bukit Kelir 1373 mdpl Desa Wisata Siwarak layak dijadikan destinasi berikutnya. Asyiknya lagi, Anda dapat mengajak keluarga untuk trekking di sana. Ada banyak pengalaman dan cerita seru menanti Anda Variasi medanpun bisa Anda tentukan dari yang extrim hingga trek biasa. Ayo abadikan setiap petualangan Anda disini.Slalu saja ada moment indah yg sayang utk di lewatkan dan perlu diabadikan.

Wednesday 4 November 2015

Perbukitan Desa Wisata Siwarak
Kisah Unik Gunung Kelir atau Bukit Kelir yang berada di Desa Wisata Siwarak tepatnya sebelah barat Obyek Wisata Gualawa ini erat kaitannya dengan tradisi masyarakat Desa Siwarak yang secara rutin menggelar tradisi ruwat bumi tiap satu tahun sekali. Kelir adalah tirai kain putih untuk menangkap bayangan wayang kulit yang menjadi latar belakang saat dalang memainkan wayang. Kelir juga melambangkan jagad raya di dunia pewayangan.

Konon, dahulu di atas gunung kelir sering muncul kabut putih yang tebal dan tampak seperti kelir dalam pewayangan. Di kanan kiri kabut kadang tampak seperti jajaran wayang dalam pagelaran wayang kulit. Yang menakjubkan adalah adanya bunyi gending yang dapat terdengar setiap malam jumat kliwon dari Gunung Kelir. Bunyi gending tersebut konon berasal dari Gamelan Kyai Kenong.

Dulu di Gunung Kelir ada juru kunci yang merawat Gamelan Kyai Kenong. Tugasnya adalah mengelola atau merawat seperangkat gamelan, alat musik pengiring pertunjukan wayang. Gamelan Kyai Kenong ini sangat unik karena tak selalu dapat dilihat dengan mata normal. Namun demikian ada saatnya gamelan ini justru dapat dipegang, dibawa dan dapat pula dibunyikan untuk mengiringi pertunjukan wayang. Karena gamelan masih termasuk barang langka, sudah barang tentu peralatan ini jarang dimiliki oleh orang, maka tak heran kalau gamelan Kyai Kenong dipinjam untuk dibunyikan mengiringi pertunjukkan wayang kulit. Jika ada yang akan meminjam Gamelan Kyai Kenong maka harus minta ijin melalui Ki Juru Kunci. 

Pada awalnya gamelan ini tidak kelihatan oleh si peminjam namun setelah Ki Juru Kunci duduk semedi di tempat penyimpanannya baru akan kelihatan . Ritual memohon agar Kyai Kenong dapat hadir adalah dengan cara memanjatkan doa pemanggilan. Ki Juru Kunci berdoa sambil membakar kemenyan. Dengan ritual ini segera saja gamelan Kyai Kenong muncul dan dapat dilihat oleh semua orang. 
Setelah dipinjam Kyai Kenong harus dikembalikan lagi dalam keadaan lengkap ke Juru Kunci yang kemudian akan menyimpannya kembali secara gaib, sehingga tidak setiap orang dapat melihat ujud gamelan Kyai Kenong.
   
Sekarang gamelan Kyai Kenong tidak dapat dipinjam lagi. Kenapa?  
Diceriterakan bahwa suatu hari Gamelan Kyai Kenong dipinjam oleh orang Desa Siwarak   untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit, ternyata ketika dikembalikan ada yang tidak lengkap yaitu alat pemukul kenong. Sejak saat itulah Kyai kenong tidak berkenan lagi untuk dipinjamkan, bahkan tidak pula berkenan untuk muncul dalam ujudnya yang nyata. Namun demikian setiap Kamis Wage malam Jumat Kliwon sampai saat ini terkadang masih dapat didengar suara gamelan yang sering terdengar dan diyakini sumber bunyinya dari Gunung Kelir. Suara gamelan Kyai Kenong  bunyinya merata menyusup merdu ke telinga penduduk di sekitar Gunung Kelir,terutama di desa siwarak. Akibat dari hilangnya pemukul kenong yang di pinjam warga Desa Siwarak maka tiap melaksanakan Ruwat Bumi dengan mengadakan pagelaran wayang kulit Desa Siwarak akan di guyur hujan angin yang dasyat, dan ini diyakini masyarakat sebagai hukuman atas kejadian hilangnya pemukul kenong. Tradisi turun temurun ini masih diyakini masyarakat Desa Siwarak hingga saat ini. Tak heran jika ada Ruwat bumi masyarakat desa siwarak cuma mengadakan pagelaran wayang golek.
Di Desa Siwarak yang berhawa sejuk banyak terdapat perbukitan. Diantaranya ada Bukit Njelir yang sudah mulai ramai untuk kegiatan hiking atau camping karena keindahannya. Di sebelah utara gunung Kelir juga terdapat Gunung Blencong yang masih ada hubungannya dengan kisah unik Gunung Kelir. Blencong adalah salah satu nama alat dalam pertunjukan wayang kulit. Blencong adalah lampu penerang yang selalu dipasang di atas sang dalang. Blencong juga dilambangkan sebagai matahari yang menyinari jagad raya. Dalam pertunjukan wayang blenconglah yang membentuk bayangan boneka kulit sehingga disebut sebagai wayang kulit.
Konon diberi nama Gunung Blencong karena dahulu saat terdengar suara gamelan dari Gunung Kelir  terlihat cahaya mirip sinar lampu blencong dari puncak bukit di sebelah utara Gunung Kelir. Oleh sebab itulah bukit yang berada di sebelah utara gunung kelir ini  diberi nama Gunung Blencong.

Terlepas dari Kisah unik Gunung Kelir atau cerita mistis, kini perbukitan yang ada di Desa Siwarak mulai ramai di kunjungi wisatawan ataupun pendaki yang ingin menikmati keindahan alam yang ada di Desa Siwarak. 

Wednesday 28 October 2015

Regenerasi anggota, Remaja pecinta alam ‘Restu Pala’ yang bermarkas di RW I Kelurahan Kedungmenjangan, Kecamatan Purbalingga, menggelar regenerasi anggota di Bukit Njelir  dan Obyek wisata Goa Lawa, Desa wisata Siwarak, Kecamatan Karangreja. Kegiatan yang diikuti 43 peserta tersebut mengambil star dari area parkir Goa Lawa, kemarin.
            Koordinator Restu Pala, Muchson  mengatakan, Restu Pala semula merupakan bagian dari organisasi karang taruna. Dari sejumlah anggota itu ternyata banyak yang menyukai wisata minat khusus trekking dan pecinta alam, dan akhirnya membentuk Restu Pala. Restu berasal dari singkatan Remaja RW Satu, dan Pala, pecinta Alam. “Saat ini, sejak awal berdiri, anggota Restu pala tercatat lebih dari 150 an orang,” kata Muchson
            Muchson menambahkan, dipilihnya bukit Njelir dan Goa Lawa sebagai ajang kegiatan regenerasi karena dinilai tempat ini tengah menjadi daya tarik wisata yang unik dan disukai kalangan remaja. “Kami sekaligus ingin mengenalkan potensi wisata minat khusus berupa treking ke bukit Njelir kepada masyarakat luas, khususnya para pecinta alam,” ujarnya. 
                Bukit Njelir yang memiliki ketinggian 1000 mdpl ini sekaligus membatasi antara Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Pemalang. Selain bisa menikmati sunrise, di Bukit Njelir juga bisa menikmati keindahan malam Kota Purbalingga juga bisa menikmati kokohnya Gunung Slamet yang berada di sebelah barat Bukit Njelir..
Berfoto bersama Laskar Restu Pala Perjalanan menuju Bukit Njelir Perjalanan Menuju Bukit Njelir Perjalanan menuju Bukit Njelir Camping di Bukit Njelir Menikmati malam di Bukit Njelir

Monday 19 October 2015

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-87, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga menggelar lomba lari 10 K. Lomba yang akan digelar Minggu (25/10) memperebutkan hadiah total Rp 17 juta.
            Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, lomba ini untuk memberikan ruang bagi para peminat olah lari dan sekaligus untuk memeriahkan hari sumpah pemuda. “Pesertanya para pemuda-pemudi. Pendaftaran tidak dipungut biaya,” kata Subeno, Senin (19/10).
            Untuk pendaftaran, lanjut Subeno, bisa dilakukan di kantor Dinbudparpora (cq. Seksi Kepemudaan), kemudian di SMAN 1 Bukateka (Drs Abdul Gofar), SMAN 1 Bobotsari  (Budi Handoyo, S.Pd), dan di SMAN 1 Rembang (Wuryantoro, S.Pd).  “Rute yang ditempuh 10 kilometer dengan star di lapangan Mangunegara Kecamatan Mrebet dan finish di alun-alun kota,” kata Subeno.

Monday 5 October 2015

Video Sunrise Bukit Njelir adalah kumpulan beberapa foto dan cuplikan video yang digabungkan guna untuk dokumentasi saja. Dalam video itu juga disertakan keterangan tiap sudut pandangnya.
Seperti artikel-artikel sebelumnya bahwa bukit njelir terletak di perbatasan antara Kab. Purbalingga dan Kab. Pemalang, saat kita berada di Bukit Njelir kita bisa mendapatkan empat view sekaligus.
Penasaran kayak apa videonya ??? Silakan tonton video berikut

Sunday 4 October 2015

Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2015
Indra Ristianto dan Fransisca Giovani Andri terpilih sebagai  Kakang dan Mbekayu Purbalingga 2015. Mereka dinobatkan pada Malam Grand Final Pemilihan Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga di komplek Planetaquarium Toyoshuka Taman Wisata Pendidikan (TWP) Purbasari Pancuranmas, Sabtu malam (3/10). Indra Ristianto merupakan perwakilan dari Kecamatan Bukateja sedangkan Fransisca Giovani Andri utusan dari SMA Negeri 1 Purbalingga. Pada prosesi penobatan, Indra dan Fransisca menerima selempang dan mahkota dari pasangan Kakang Mbekayu Purbalingga 2014. Keduanya juga mendapat tropy dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Budi Wibowo dan Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga Noordiana Budi Wibowo.
“Yang terpilih sebagai duta wisata akan berfungsi sebagai public speaking kepariwisataan.  Karenanya pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata local Purbalingga harus terus ditingkatkan termasuk pengetahuan umum dan kemampuan penguasaan bahasa daerah dan asing,” kata Pj Bupati Budi Wibowo saat membuka acara itu.
Hal tersebut ditekankan oleh Bupati karena juara Kakang Mbekayu Duta Wisata juga akan menjadi wakil Purbalingga dalam ajang serupa di tingkat Jawa Tengah maupun nasional. Budi Wibowo berharap, Kakang Mbekayu terpilih mampu menyamai prestasi yang diukir Mbekayu Purbalingga 2009, Putri Amalia. Pada saat itu, Putri Amalia mampu menjadi Duta Wisata Jawa Tengah dan pada 2010 menjadi runner up Duta Wisata tingkat nasional.
“Saya ingin duta wisata kita tahun ini bisa seperti mba Putri. Kalian harus mampu mengukir prestasi tertinggi di tingkat Jawa Tengah bahkan bila mungkin hingga ke tingkat nasional. Pak Kadin (Subeno-red) harus ikut bertanggungjawab mengantarkan mereka berprestasi lebih tinggi,” tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Subeno menuturkan, kegiatan pemilihan kakang mbekayu duta wisata Purbalingga merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Dinbudparpora setiap tahun. Penyelenggaraan kali ini, menurut Subeno agak berbeda karena diselenggarakan pada malam hari.
“Dari sisi peserta juga mengalami peningkatan antusiasme. Biasanya hanya diikuti 30-an peserta, tahun ini pesertanya mencapai 61 orang. Sedianya 65 tapi 3 peserta mengundurkan diri,” jelasnya.
Dikatakan Subeno, momen pemilihan kakang mbekayu merupakan ajang dalam rangka meningkatkan wisata di Purbalingga, dimana geliat wisata Purbalingga tahun ini berkembang cukup baik berkat dukungan tiga komponen utama yakni unsure wisata, pemuda dan budaya.
“Target kami, pada masa mendatang gelaran kakang mbekayu dapat dikemas lebih baik dengan membentuk komunitas anak-anak muda yang memiliki talenta bagus,” katanya.
Subeno melanjutkan, seluruh peserta Kakang mbekayu Purbalingga akan terus didorong untuk menjadi duta wisata Purbalingga, melalui berbagai pelatihan yang akan diselenggarakan. Harapanya mereka mampu menjadi duta wisata untuk memasarkan potensi wisata yang ada di Purbalingga.
“Melalui pintu pariwisata akan membawa kemajuan bagi Purbalingga,” jelasnya.
Dari hasil penjurian, terpilih 12 peserta terbaik yang menduduki peringkat 1 hingga peringkat 6 kakang dan mbekayu. Kejuaraan untuk Kakang Purbalingga, juara l adalah Indra Ristianto perwakilan Kecamatan  Bukateja, juara ll  Gilang Ramadan perwakilan perseorangan, juara lll  Gilar Tri Panji Saputra perwakilan SMAN 1 Pbg. Sementara posisi juara harapan l diraih oleh Rozakul Khayat dari SMKN 3 Purbalingga, harapan ll  Tri Handoko perwakilan perseorangan dan harapan lll  Dwiyana Rahmadani juga perwakilan perseorangan.
Untuk kejuaraan kategori Mbekayu, juara l Fransisca Giovany Andri (SMAN 1 Purbalingga), juara ll  Anindya Puspa Dhuhita (Perseorangan), juara lll  Eka Rahmawati (Desa Wisata Panusupan), harapan l Athalia Amelia Andi (SMAN 1 Purbalingga), harapan ll Prima Sabrina Nandani (Kecamatan Bojongsari) dan harapan lll  Fafiq Listiyani (Desa Wisata Panusupan).
Panitia juga menetapkan juara favorit penonton kepada Rozakul Khayat yang juga menjadi juara harapan I.
Bersih Gunung Dan Pendakian Bersama Gunung Slamet 2015
Bersih Gunung Dan Pendakian Bersama Pegiat wisata minat khusus pendakian gunung yang tergabung dalam ‘Trans Adventure’ bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga akan menggelar kegiatan ‘Pendakian Bersama dan Bersih Gunung Slamet 3428 m dpl’. Kegiatan dalam rangka Hari Jadi Purbalingga ke -185 ini akan digelar pada tanggal 24 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016.
            Ketua Panitia Firman Winata mengatakan, wisata minat khusus berupa pendakian ke Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga belakangan menjadi kegiatan yang banyak diminati. Pelaku pendakian tidak hanya berasal dari kalangan penggiat alam saja, tetapi kalangan masyarakat luas dari berbagai usia dan kota di Indonesia. Wisata pendakian memberikan tantangan tersendiri dan menjanjikan kepuasan batin bagi pelaku karena bisa berinteraksi dengan alam dan menganggumi betapa besar ciptaan Tuhan.
            “Namun, tidak bisa dipungkiri efek dari kegiatan pendakian adanya sampah yang ditinggalkan di sepanjang jalur pendakian. Berlatar belakang ini maka kami bersama Dinbudparpora akan menggelar kegiatan pendakian bersama dan bersih Gunung Slamet,” kata Firman, Minggu (4/10).
            Dikatakan Firman, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah kembali semangat masyarakat dan memberikan bentuk contoh nyata untuk menjaga kelestarian alam. Selain itu juga sebagai wadah menyalurkan hobi masyarakat penggemar aktifitas pendakian gunung. “Kegiatan ini kami gelar juga untuk memperingati hari jadi Purbalingga ke 185 pada bulan Desember 2015 mendatang dan sekaligus sebagai ajang silahturahmi antar pegiat aktifitas alam bebas, sehingga diharapkan muncul ikatan emosional yang positif untuk mewujudkan kesadaran menjaga kelestarian alam,” kata Firman.
            Dijelaskan Firman, pihaknya mentargetkan ada 500 pendaki yang akan ambil bagian  dalam kegiatan ini. Biasanya pendakian ke puncak Gunung Slamet pada malam tahun baru juga meningkat tajam. Kegiatan akan didahului dengan membawa bendera merah putih dan bendera lambing kabupaten Purbalingga yang akan dibentangkan di puncak Slamet pada 18 Desember 2015 bertepatan dengan hari jadi Purbalingga. Kegiatan pembentangan bendera ini akan dilakukan oleh panitia. Kemudian, kegiatan yang melibatkan peserta  akan dilakukan pada 24 Desember 2015 – 2 Januari 2016. Seluruh pendaki yang menuju puncak akan dibekali kantong sampah.
“Kegiatan di puncak lebih fokus pada pendakian bersama dan bersih-bersih sampah di sepanjang jalur pendakian. Sedang kegiatan di pos Bambangan yang dipusatkan di kompleks basecamp pondok pemuda, akan digelar pemutaran film ‘Everest dan hiburan musik rakyat,” kata Firman.
Firman menambahkan, kontribusi peserta dalam kegiatan ini sebesar Rp 100 ribu per orang, yang akan diwujudkan dalam bentuk kaos dan slayer seharga Rp 75 ribu, kantong plastik sampah, dan sudah termasuk biasa retribusi pendakian,” tambah Firman.
Sementara itu Kepala Dinbudparpora Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si menyatakan sangat menyambut baik upaya dari pegiat wisata minat khusus untuk menggelar kegiatan pendakian dan sekaligus bersih gunung.
“Kami akui, para pendaki belum semuanya peduli dengan kelestraian alam. Ada yang masih meninggalkan sampah mereka ketika melakukan pendakian. Hal ini karena pendaki yang menuju puncak Slamet dapat digolongkan ada yang dari pecinta alam yang sudah peduli dengan alam, dan ada pula pendaki pemula yang terkadang masih mengabaikan kebersihan dan mengabaikan alam,"kata Subeno.

Saturday 26 September 2015

Medan Bebatuan sebelum mencapai Puncak Gn Slamet
Gunung Slamet, Rame Didatangi Pendaki Luar Kota sejak dibukanya kembali jalur pendakian beberapa waktu yang lalu. Hal ini saya rasakan saat saya dan beberapa teman dari SAd(Serang Adventure) dan GMT(Generasi Menolak Tua) bertemu para pendaki baik yang mau turun maupun yang baru naik. Kami melakukan pendakian pada Kamis, 24 september - jumat 25 september 2015, hampir disetiap Pos dan jalan kami berpapasan dan saling sapa. Diperkirakan sekitar 300-400 pendaki yang saya temui sepanjang perjalanan dan kebanyakan dari mereka datang dari luar kota seperti Jakarta, Surabaya, Jogja, Pati, Pekalongan, Boyolali dan kota-kota besar lainnya. Meski beberapa waktu yang lalu terjadi kebakaran di sekitar pos 6 - 7 namun tak menyurutkan niat beberapa pendaki yang memang sudah rindu akan suasana Gunung slamet yang ditutup lebih dari satu tahun yang lalu yaitu sejak 10 Maret 2014. Saat itu PVMBG menaikan status gunung dari Level I (normal) ke level II (Waspada). Kemudian pada 30 April 2014 status gunung naik menjadi Level III (Siaga), dan pada 12 Mei 2014 diturunkan kembali menjadi Level II. Lagi-lagi pada 12 Agustus 2014 tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikan kembali menjadi Level III. Status Gunung Slamet kembali ke Level II (Waspada) mulai 5 Januari 2015.  

Gunung Slamet yang memiliki ketinggian 3428 mdpl merupakan Puncak tertinggi  di Jawa Tengah dan tertinggi kedua di pulau jawa setelah Gunung Semeru. Sejak dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Slamet, Pos Pendakian Bambangan selalu terlihat ramai didatangi para pendaki. Pos Bambangan merupakan Pos yang paling direkomendasikan para pendaki, merupakan pos paling populer dan Pos Favorit para pendaki karena Pos Bambangan memiliki rute paling pendek dibanding pos-pos yang lain. 

Jalur Pendakian Bambangan 
Jalur Bambangan terletak di dukuh bambangan Desa Kutabawa, Kec. Karangreja, Kab. Purbalingga. Bambangan merupakan tanah yang sangat subur, memiliki hasil pertanian(sayur mayur) yang sangat berlimpah, diantaranya kobis, wortel, dll. Untuk bisa sampai di pos bambangan tidaklah terlalu sulit, ada beberapa jalur transportasi yang bisa dilalui. Untuk Anda yang dari Purwokerto bisa langsung ke Purbalingga dan turun di Serayu dengan menggunakan kendaraan Bus. Dari Serayu ke Kutabawa menggunakan kendaraan angkudes yang banyak ngetem di pertigaan serayu. Selanjutnya dari Kutabawa – Bambangan bisa menggunakan pick up. Bagi yang dari arah Pemalang bisa menggunakan Bis jurusan Purwokerto dan turun di Karangreja dan lanjut ke Pos Bambangan dengan menyewa angkudes yang banyak ngetem di sekitar Karangreja.

Memulai Pendakian
Setelah melakukan registrasi di Pondok Pemuda atau Posko Bambangan kita bisa memulai pendakian. Disitu Anda juga bisa melengkapi logistik seperti air mineral dan lain-lain diwarung-warung terdekat.Berikut adalah catatan perjalanan saya dan teman-teman.
Sekitar Pukul 19.30 saya dan teman-teman SAd juga beberapa teman dari Jakarta sampai di Posko Bambangan, sambil menunggu teman-teman GMT sampai kami ke tempat juru kunci yang rumahnya tidak jauh dari Basecampuntuk meminta ijin agar perjalanan kami selamat dan tidak mendapat rintangan sebelum akhirnya kita registrasi di Posko Bambangan. Jam 20.30 teman-teman GMT dan ada juga beberapa yang dari Jakarta datang, Setelah registrasi dan memeriksa kembali perlengkapan tepat pukul 21.00 kita melakukan doa bersama untuk mengawali perjalanan ini. Cuaca yang cerah sangat membantu kami selama melakukan perjalanan.
Pos Bambangan - Pos 1
Diawal pendakian setelah keluar dari batas desa kita memasuki area perkebunan yang luas membentang dan beberapa tanjakan terjal yang sudah menghadang untuk diterjang. Dengan medan yang berdebu yang memaksa kita harus menggunakan masker membuat nafas kita lebih berpacu lebih seru sehingga kita membutuhkan waktu 1 jam 40 menit untuk perjalanan sampai di Pos I . Di Pos I kita tidak bisa sejenak beristirahat karena Pos sudah penuh dengan pendaki yang beristirahat lebih dulu, Bahkan ada 2 tenda yang didirikan di dalam Pos 1. Hal inilah yang membuat kita melanjutkan perjalanan .
Pos I - Pos 2
Alon-alon asal kelakon, mungkin kata-kata inilah yang terucap untuk mengawali perjalanan kita menuju Pos 2 Pondok Walang. Dengan trek yang lebih terjal tak sedikitpun kita bisa bernafas lega. Trek ini juga merupakan perjalanan memasuki area hutan yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar. Di Pos 2 terdapat lahan yang cukup datar dan luas yang cukup untuk mendirikan tenda 5-6. Dipos 2 kita istirahat sebentar sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan. Untuk perjalanan dari Pos 1 - Pos 2 kita menghabiskan waktu 1 jam 20 menit.
Pos 2 - Pos 3
Jalan setapak yang mulai menyempit membuat kita lebih berhati-hati. Banyak Pos bayangan yang kita lalui dan terdapat beberapa pendaki yang beristirahat dan mendirikan tenda-tenda disitu namun kita memilih untuk terus melanjutkan perjalanan. Masih dengan prinsip yang sama 'Alon-alon asal kelakon" kita terus berjalan sampai Pos 3 Pondok Cemara. Fisik diantara teman-teman mulai melemah dan mungkin inilah keputusan yang diambil teman-teman dari GMT yang akhirnya mendirikan tenda di Pos 3. 1 jam perjalanan untuk bisa sampai Pos 3 dan saya dan teman-teman SAd tetap melanjutkan perjalanan ke Pos 4.
Pos 3 - Pos 4
Waktu terasa sangat cepat berlalu, udara semakin dingin menusuk dan rasa kantuk mulai menyerang . Dengan trek yang semakin terjal membuat kita sebentar-sebentar beristirahat dan inilah yang membuat kantuk semakin menyerang. Saya sendiri berjalan sambil sebentar merem dan hal inilah yang membuat kita makin oleng. 40 menit kita sampai di Pos 4 samarantu sebelum akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda disini. Seperti diketahui kalau di Pos 4 Samarantu jarang ada pendaki yang berani mendirikan tenda karena mitos yang menyebutkan kalau di Pos 4 ada penunggunya. Kita buang jauh-jauh mitos itu karena memang tujuan kita cuma beristirahat. Setelah mendirikan tenda kita masak mie dan membuat kopi sambil ngobrol ngalor ngidul sebelum akhirnya kita istirahat. 2 teman cewek tidur di dalam tenda dan cowoknya tidur diluar tenda. Selama istirahat di Pos 4 Samarantu kita tidak merasakan apa-apa atau sesuatu yang aneh sampai pagi hari. Jam 05.30 kami bangun dan membuat sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. Beberapa peralatan yang tidak diperlukan kami tinggal di Tenda untuk lebih meringankan perjalanan ini.
Pos 4 - Pos 5
Segarnya udara pagi dan lelah yang terbayar lunas setelah beberapa jam beristirahat membuat kita lebih bersemangat untuk mencapai puncak. Meski trek terjal kami dapat menempuh perjalanan ini selama 30 menit. Di Pos 5 Mata Air kita menjumpai beberapa pendaki yang mendirikan tenda disini. Sesuai dengan namanya, di pos ini terdapat sumber air berupa sungai yang merupakan sungai musiman (hanya ada air ketika musim hujan), jadi disaat musim kemarau seperti sekarang sumber air tidak mengalir. Sumber air terdapat di sungai yang mengalir di bawah Pos 5. Menuruni jalur sempit yang cukup curam dan licin disaat musim hujan.
Pos 5 - Pos 6 - Pos 7
Trek yang menyempit dalam cerukan membuat kita harus hati-hati. Di setiap Pos yang kita lalui selalu saja ada pendaki yang mendirikan tenda . Jarak antara Pos yang tidak terlalu jauh membuat perjalanan ini bisa ditempuh dalam 40 menit.
Pos 7 - Pos 8 Pos 9
Trek selanjutnya dengan trek yang lebih berat dan gersang. Di trek ini kita keluar dari rimbunnya pepohonan hutan dan berganti dengan lahan terbuka. Matahari mulai terasa panasnya saat kita sudah sampai di Pos 9 Plawangan . Plawangan adalah batas vegetasi di gunung . Perjalanan dari Pos 7 sampai Pos 9 kami tempuh dalam 30 menit.
Pos 9 - Puncak Slamet
Trek terakhir yang harus dilalui adalah trek yang cukup terjal dan berbahaya karena trek yang dilalui terdiri dari bebatuan dan kerikil yang labil, kita harus ekstra hati-hati . Fisik dan mental dipersiapkan, dan kata semangat dan saling mengingatkan saling kami lontarkan. Kembali pada prinsip "Alon-alon asal kelakon" , meski 5 langkah berhenti tapi pasti karena Puncak tertinggi sudah menanti di depan mata. Dan alhasil, ketabahan kita teruji, setelah melewati rintangan terakhir berupa bebatuan yang labil perjuangan untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa Tengah berhasil dilakukan dalam 50 menit .
Puncak Gunung Slamet
Rasa lelah mendadak sirna setelah melihat pemandangan yang begitu memukau, hamparan bebatuan memanjang yang begitu lepas tanpa batas. Saat saya mencoba melihat kearah barat tampak Gunung Ciremai (3078 mdpl) yang merupakan tanah tertinggi di Jawa Barat yang terlihat kecil. Terlihat keharuan, kebahagiaan dan kebanggaan dari teman-teman yang baru dan berhasil menginjakkan kaki pertamanya di Puncak Gunung Slamet.Bahkan ada salah satu dari teman yang sampai Puncak langsung tidur, mungkin karena kelelahan atau begitulah cara dia menikmati kegembiraanya. Setelah beristirahat sejenak dan ngobrol-ngobrol saatnya mengekspresikan moment demi moment indah dengan mengabadikan untuk dijadikan cerita kelak.

Foto bersama sebelum kegiatan 3428 mdpl Bersama SAd Gapura Pendakian Gunung Slamet Istirahat sejenak Pos 4 Samarantu Trek Pendakian Gunung Slamet Trek Pendakian Gunung Slamet Trek Pendakian Gunung Slamet Pos 6 Trek berdebu Trek yang terjal Trek yang lumayan terjal Tanda di atas puncak Jalur pendakian Gunung Slamet Pendakian Gunung Slamet Trek yang terjal dan berbatu Turun Gunung

Lihat foto yang lain DISINI 

Monday 21 September 2015

Potensi Alam Desa Wisata Siwarak
Yang Menarik Di Desa Wisata Siwarak atau di desa lain di Kab. Purbalingga memang gak ada Disneyland, Tapi kita punya beberapa potensi selain Obyek Wisata Gualawa yang lebih dulu melegenda, dan ini bisa djadikan allternatif kece untuk berpetualang ato skedar berburu koleksi DP !!
Tidak seperti Hongkong, Paris, Tokyo, Jakarta atau kota lain manapun di Indonesia yang tidak memiliki Disneyland, Taman rekreasi yang megah dan berisi karakter dari masa kecil kita ini mungkin tidak akan dibangun disini — paling tidak, tidak dalam waktu dekat ini. Tapi, disini ada beberapa potensi wisata lokal yang tak kalah menarik dan tak kalah asyiknya untuk Anda jelajahi. Berikut adalah tempat-tempat menarik di Desa Siwarak yang biza dijadikan alternatif utuk petualangan Anda ...

1. Caving/Susur Gua Lorong Kereta.
Bagi Anda yang suka berpetualang gak akan rugi mencoba Paket Wisata minat khusus Gua Lorong Kereta yang makin diminati pengunjung . Gua Lorong Kereta adalah Destinasi Wisata Purbalingga yang berada satu lokasi dengan obyek wisata gualawa yg biza memberikan berbagai tantangan dengan variasi lorong yang cukup kaya, dari lorong yang lebar sampai yang sempit, medan berair, berlumpur, memanjat, semua bisa Anda rasakan disini. Petualangan di Gua Lorong kereta membutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan jarak tempuh sekitar 500 meter.
Bule denmark, Jepang dll aja udah ngrasain petualangannya disini,,, Anda kapan ??
Caving Gua Lorong Kereta Caving Gua Lorong Kereta Caving Gua Lorong Kereta

2. Sunrise Trekking Bukit Njelir
Terletak di Perbatasan antara Kab.Purbalingga dan Kab. Pemalang diatas ketinggian 1000 mdpl Bukit Njelir menawarkan sensasi lebih karena selain bisa menikmati kemegahan Gn Slamet, Anda juga biza menikmati sunrise .Suasana udara sejuk pegunungan dan pemandangan yang indah, pasti akan mampu menutup lelahnya perjalanan . Meski berada di perbukitan, perjalanan wisata ini juga aman dan nyaman karena dipandu oleh pramuwisata yang berpengalaman. Bukit Njelir cukup ramah untuk pendaki pemula karena trek yang gak terlalu terjal dan bisa ditempuh selama 1 jam perjalanan dari Obyek Wisata Gualawa
Sunrise Njelir Sunrise Trekking Sunrise Bukit Njelir

3. Bukit Kelir
Pingin trek yang lebih menantang sesekali Anda bisa mencoba naik ke Bukit Kelir. Berada di ketinggian 1300 mdpl cukup membuat kita serasa naik gunung beneran. View yang kita dapat tak beda jauh dengan Bukit njelir .Dengan pesona alam yang menawan dan view pemandangan yang menakjubkan Bukit Kelir dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 - 4 jam perjalanan, tergantung fisik dan keadaan alam.
Paket Hiking Paket Wisata Alam Paket Camping Ground

4. Alur Sipetung
Berada di Selatan Obyek Wisata Gualawa Anda akan menemukan pemukiman penduduk yang berada di perbukitan yang pemandangannya tidak kalah indahnya, dan yang lebih menarik Anda bisa menempuh perjalanan ini mnggunakan motor atau mobil meski jalan yg dilalui belum begitu halus.. Disini Anda juga bisa menikmati sunrise di pagi hari atau berjalan2 di hamparan kebun nanas.Sensasi meluncur di flying fox yang saat ini terpanjang di Kab. Purbalingga juga bisa Anda rasakan disini.
Agro Wisata Flying Fox Desa Wisata Siwarak

5. Curug Muncrat
Salah satu curug yang berada di Desa Wisata Siwarak adalah Curug Muncrat. Terletak di sebelah barat Rest Area Alur Sipetung yang dapat di tempuh sekitar 20 menit berjalan kaki.Disekitar curug muncrat juga terdapat beberapa curug, diantaranya curug pengantin, curug alur jero, curug ireng, curug alur sipetung yang kesemuanya mengalir ke curug silintang.
Curug Muncrat Curug Muncrat Curug Muncrat

6. Sirkuit Downhill
Bagi Anda yang suka tantangan diatas sepeda , di Wana Wisata Argo Kelir juga disediakan sirkuit Downhill yang bisa dijadikan ajang untuk memacu adrenalin Anda. Trek yang menantang diantara rimbunnya pohon damar akan menambah daya tarik tersendiri bagi Petualangan Anda.
Uji Adrenalin Sirkuit Downhill Sirkuit Downhill

7. Curug Silintang
Sebuah kreasi alam yang unik dan spektakuler dimana terbentuk secara alami selama ribuan tahun. Menyejukan mata Anda memandang air yang meluncur deras pada bebatuan besar yang bersusun dengan ketinggian sekitar 40 meter. Sebagian masyarakat kerap percaya legenda bahwa bidadari sering turun dari langit untuk mandi di tempat ini.Ini dikaitkan dengan pelangi yang sering muncul dan mengarah kesekitar curug silintang.Keunikan Curug silintang adalah bentuknya yang mempunyai dua tingkatan dan masing-masing tingkatannya bisa dipergunakan pengunjung untuk mandi. Keunikan lain adalah saat kita akan menuju curug silintang terdapat bukit yang menyerupai piramida. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.Meski terletak di Desa Tlahab namun curug silintang lebih mudah ditempuh dari Obyek Wisata Gualawa .
Curug yang spektakuler Curug silintang Paket Wisata Alam

8. Sensasi Dolli
Sensasi Dolli adalah  Paket Wisata Petualangan di Purbalingga yang ditawarkan  Desa Wisata Siwarak.
Dolli (Dolan Kali) merupakan paket wisata minat khusus yang menyuguhkan keindahan alam & petualangan seru dengan menyusuri sungai dan tebing di sekitaran perbukitan Desa Wisata Siwarak.
Dari trek dan harga paket wisata bervariasi tergantung permintaan wisatawan. Disini wisatawan juga tak harus turun tebing bagi yang tak bernyali menuruni tebing/curug atau istilah kerennya canyoning. Wisatawan bisa mlipir lewat pinggir sungai untuk bisa mencapai bawah curug. Untuk trip panjang penyusuran di mulai dari kali complang, turbin, curug lawang. Total waktu yang dibutuhkan selama penyusuran mencapai 5 - 6 jam.  Untuk trip sedang total waktu yang di butuhkan 3 - 4 jam.
Tertarik untuk melakukan petualangan bersama kami ??? 
Dolan Kali Paket Wisata Air Wisata Purbalingga

9. Kuliner
Anda mungkin belum prnh mencoba rasanya nanas goreng, dodol nanas, manisan cermai atau pepaya, ataupun mungkin belum merasakan nikmatnya nasi jagung + sambal bakar. Anda akan dapatkan ini semua bila Anda berbaur dan menyatu dgn menginap di homestay milik penduduk dan merasakan keseharian mereka di Desa Wisata Siwarak
Kuliner Nasi Jagung Manisan Pepaya Manisan Cermai

Berpetualang di dalam sempitnya lorong gua ataupun di indahnya perbukitan gak cuma menawarkan hiburan untuk melepas penat, tapi juga mengajak kita kembali menggali sisi kanak-kanak kita lewat petualangan2 seru, merayap di dalam gua, berjalan ngesot dimedan yang terjal adalah sebagian memori yang akan mengingatkan pada masa kecil kita. Sekarang Anda akan pilih potensi mana dulu yang akan Anda jelajahi untuk memulai petualangan Anda ??Yuk, tulis aja di komentar.

Follow Us @desa_wisata_siwarak