Saturday, 26 September 2015

Gunung Slamet, Rame Didatangi Pendaki Luar Kota

Medan Bebatuan sebelum mencapai Puncak Gn Slamet
Gunung Slamet, Rame Didatangi Pendaki Luar Kota sejak dibukanya kembali jalur pendakian beberapa waktu yang lalu. Hal ini saya rasakan saat saya dan beberapa teman dari SAd(Serang Adventure) dan GMT(Generasi Menolak Tua) bertemu para pendaki baik yang mau turun maupun yang baru naik. Kami melakukan pendakian pada Kamis, 24 september - jumat 25 september 2015, hampir disetiap Pos dan jalan kami berpapasan dan saling sapa. Diperkirakan sekitar 300-400 pendaki yang saya temui sepanjang perjalanan dan kebanyakan dari mereka datang dari luar kota seperti Jakarta, Surabaya, Jogja, Pati, Pekalongan, Boyolali dan kota-kota besar lainnya. Meski beberapa waktu yang lalu terjadi kebakaran di sekitar pos 6 - 7 namun tak menyurutkan niat beberapa pendaki yang memang sudah rindu akan suasana Gunung slamet yang ditutup lebih dari satu tahun yang lalu yaitu sejak 10 Maret 2014. Saat itu PVMBG menaikan status gunung dari Level I (normal) ke level II (Waspada). Kemudian pada 30 April 2014 status gunung naik menjadi Level III (Siaga), dan pada 12 Mei 2014 diturunkan kembali menjadi Level II. Lagi-lagi pada 12 Agustus 2014 tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikan kembali menjadi Level III. Status Gunung Slamet kembali ke Level II (Waspada) mulai 5 Januari 2015.  

Gunung Slamet yang memiliki ketinggian 3428 mdpl merupakan Puncak tertinggi  di Jawa Tengah dan tertinggi kedua di pulau jawa setelah Gunung Semeru. Sejak dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Slamet, Pos Pendakian Bambangan selalu terlihat ramai didatangi para pendaki. Pos Bambangan merupakan Pos yang paling direkomendasikan para pendaki, merupakan pos paling populer dan Pos Favorit para pendaki karena Pos Bambangan memiliki rute paling pendek dibanding pos-pos yang lain. 

Jalur Pendakian Bambangan 
Jalur Bambangan terletak di dukuh bambangan Desa Kutabawa, Kec. Karangreja, Kab. Purbalingga. Bambangan merupakan tanah yang sangat subur, memiliki hasil pertanian(sayur mayur) yang sangat berlimpah, diantaranya kobis, wortel, dll. Untuk bisa sampai di pos bambangan tidaklah terlalu sulit, ada beberapa jalur transportasi yang bisa dilalui. Untuk Anda yang dari Purwokerto bisa langsung ke Purbalingga dan turun di Serayu dengan menggunakan kendaraan Bus. Dari Serayu ke Kutabawa menggunakan kendaraan angkudes yang banyak ngetem di pertigaan serayu. Selanjutnya dari Kutabawa – Bambangan bisa menggunakan pick up. Bagi yang dari arah Pemalang bisa menggunakan Bis jurusan Purwokerto dan turun di Karangreja dan lanjut ke Pos Bambangan dengan menyewa angkudes yang banyak ngetem di sekitar Karangreja.

Memulai Pendakian
Setelah melakukan registrasi di Pondok Pemuda atau Posko Bambangan kita bisa memulai pendakian. Disitu Anda juga bisa melengkapi logistik seperti air mineral dan lain-lain diwarung-warung terdekat.Berikut adalah catatan perjalanan saya dan teman-teman.
Sekitar Pukul 19.30 saya dan teman-teman SAd juga beberapa teman dari Jakarta sampai di Posko Bambangan, sambil menunggu teman-teman GMT sampai kami ke tempat juru kunci yang rumahnya tidak jauh dari Basecampuntuk meminta ijin agar perjalanan kami selamat dan tidak mendapat rintangan sebelum akhirnya kita registrasi di Posko Bambangan. Jam 20.30 teman-teman GMT dan ada juga beberapa yang dari Jakarta datang, Setelah registrasi dan memeriksa kembali perlengkapan tepat pukul 21.00 kita melakukan doa bersama untuk mengawali perjalanan ini. Cuaca yang cerah sangat membantu kami selama melakukan perjalanan.
Pos Bambangan - Pos 1
Diawal pendakian setelah keluar dari batas desa kita memasuki area perkebunan yang luas membentang dan beberapa tanjakan terjal yang sudah menghadang untuk diterjang. Dengan medan yang berdebu yang memaksa kita harus menggunakan masker membuat nafas kita lebih berpacu lebih seru sehingga kita membutuhkan waktu 1 jam 40 menit untuk perjalanan sampai di Pos I . Di Pos I kita tidak bisa sejenak beristirahat karena Pos sudah penuh dengan pendaki yang beristirahat lebih dulu, Bahkan ada 2 tenda yang didirikan di dalam Pos 1. Hal inilah yang membuat kita melanjutkan perjalanan .
Pos I - Pos 2
Alon-alon asal kelakon, mungkin kata-kata inilah yang terucap untuk mengawali perjalanan kita menuju Pos 2 Pondok Walang. Dengan trek yang lebih terjal tak sedikitpun kita bisa bernafas lega. Trek ini juga merupakan perjalanan memasuki area hutan yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar. Di Pos 2 terdapat lahan yang cukup datar dan luas yang cukup untuk mendirikan tenda 5-6. Dipos 2 kita istirahat sebentar sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan. Untuk perjalanan dari Pos 1 - Pos 2 kita menghabiskan waktu 1 jam 20 menit.
Pos 2 - Pos 3
Jalan setapak yang mulai menyempit membuat kita lebih berhati-hati. Banyak Pos bayangan yang kita lalui dan terdapat beberapa pendaki yang beristirahat dan mendirikan tenda-tenda disitu namun kita memilih untuk terus melanjutkan perjalanan. Masih dengan prinsip yang sama 'Alon-alon asal kelakon" kita terus berjalan sampai Pos 3 Pondok Cemara. Fisik diantara teman-teman mulai melemah dan mungkin inilah keputusan yang diambil teman-teman dari GMT yang akhirnya mendirikan tenda di Pos 3. 1 jam perjalanan untuk bisa sampai Pos 3 dan saya dan teman-teman SAd tetap melanjutkan perjalanan ke Pos 4.
Pos 3 - Pos 4
Waktu terasa sangat cepat berlalu, udara semakin dingin menusuk dan rasa kantuk mulai menyerang . Dengan trek yang semakin terjal membuat kita sebentar-sebentar beristirahat dan inilah yang membuat kantuk semakin menyerang. Saya sendiri berjalan sambil sebentar merem dan hal inilah yang membuat kita makin oleng. 40 menit kita sampai di Pos 4 samarantu sebelum akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda disini. Seperti diketahui kalau di Pos 4 Samarantu jarang ada pendaki yang berani mendirikan tenda karena mitos yang menyebutkan kalau di Pos 4 ada penunggunya. Kita buang jauh-jauh mitos itu karena memang tujuan kita cuma beristirahat. Setelah mendirikan tenda kita masak mie dan membuat kopi sambil ngobrol ngalor ngidul sebelum akhirnya kita istirahat. 2 teman cewek tidur di dalam tenda dan cowoknya tidur diluar tenda. Selama istirahat di Pos 4 Samarantu kita tidak merasakan apa-apa atau sesuatu yang aneh sampai pagi hari. Jam 05.30 kami bangun dan membuat sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. Beberapa peralatan yang tidak diperlukan kami tinggal di Tenda untuk lebih meringankan perjalanan ini.
Pos 4 - Pos 5
Segarnya udara pagi dan lelah yang terbayar lunas setelah beberapa jam beristirahat membuat kita lebih bersemangat untuk mencapai puncak. Meski trek terjal kami dapat menempuh perjalanan ini selama 30 menit. Di Pos 5 Mata Air kita menjumpai beberapa pendaki yang mendirikan tenda disini. Sesuai dengan namanya, di pos ini terdapat sumber air berupa sungai yang merupakan sungai musiman (hanya ada air ketika musim hujan), jadi disaat musim kemarau seperti sekarang sumber air tidak mengalir. Sumber air terdapat di sungai yang mengalir di bawah Pos 5. Menuruni jalur sempit yang cukup curam dan licin disaat musim hujan.
Pos 5 - Pos 6 - Pos 7
Trek yang menyempit dalam cerukan membuat kita harus hati-hati. Di setiap Pos yang kita lalui selalu saja ada pendaki yang mendirikan tenda . Jarak antara Pos yang tidak terlalu jauh membuat perjalanan ini bisa ditempuh dalam 40 menit.
Pos 7 - Pos 8 Pos 9
Trek selanjutnya dengan trek yang lebih berat dan gersang. Di trek ini kita keluar dari rimbunnya pepohonan hutan dan berganti dengan lahan terbuka. Matahari mulai terasa panasnya saat kita sudah sampai di Pos 9 Plawangan . Plawangan adalah batas vegetasi di gunung . Perjalanan dari Pos 7 sampai Pos 9 kami tempuh dalam 30 menit.
Pos 9 - Puncak Slamet
Trek terakhir yang harus dilalui adalah trek yang cukup terjal dan berbahaya karena trek yang dilalui terdiri dari bebatuan dan kerikil yang labil, kita harus ekstra hati-hati . Fisik dan mental dipersiapkan, dan kata semangat dan saling mengingatkan saling kami lontarkan. Kembali pada prinsip "Alon-alon asal kelakon" , meski 5 langkah berhenti tapi pasti karena Puncak tertinggi sudah menanti di depan mata. Dan alhasil, ketabahan kita teruji, setelah melewati rintangan terakhir berupa bebatuan yang labil perjuangan untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa Tengah berhasil dilakukan dalam 50 menit .
Puncak Gunung Slamet
Rasa lelah mendadak sirna setelah melihat pemandangan yang begitu memukau, hamparan bebatuan memanjang yang begitu lepas tanpa batas. Saat saya mencoba melihat kearah barat tampak Gunung Ciremai (3078 mdpl) yang merupakan tanah tertinggi di Jawa Barat yang terlihat kecil. Terlihat keharuan, kebahagiaan dan kebanggaan dari teman-teman yang baru dan berhasil menginjakkan kaki pertamanya di Puncak Gunung Slamet.Bahkan ada salah satu dari teman yang sampai Puncak langsung tidur, mungkin karena kelelahan atau begitulah cara dia menikmati kegembiraanya. Setelah beristirahat sejenak dan ngobrol-ngobrol saatnya mengekspresikan moment demi moment indah dengan mengabadikan untuk dijadikan cerita kelak.

Foto bersama sebelum kegiatan 3428 mdpl Bersama SAd Gapura Pendakian Gunung Slamet Istirahat sejenak Pos 4 Samarantu Trek Pendakian Gunung Slamet Trek Pendakian Gunung Slamet Trek Pendakian Gunung Slamet Pos 6 Trek berdebu Trek yang terjal Trek yang lumayan terjal Tanda di atas puncak Jalur pendakian Gunung Slamet Pendakian Gunung Slamet Trek yang terjal dan berbatu Turun Gunung

Lihat foto yang lain DISINI 

1 comment:

Follow Us @desa_wisata_siwarak