Wednesday, 28 October 2015

Regenerasi anggota, Remaja pecinta alam ‘Restu Pala’ yang bermarkas di RW I Kelurahan Kedungmenjangan, Kecamatan Purbalingga, menggelar regenerasi anggota di Bukit Njelir  dan Obyek wisata Goa Lawa, Desa wisata Siwarak, Kecamatan Karangreja. Kegiatan yang diikuti 43 peserta tersebut mengambil star dari area parkir Goa Lawa, kemarin.
            Koordinator Restu Pala, Muchson  mengatakan, Restu Pala semula merupakan bagian dari organisasi karang taruna. Dari sejumlah anggota itu ternyata banyak yang menyukai wisata minat khusus trekking dan pecinta alam, dan akhirnya membentuk Restu Pala. Restu berasal dari singkatan Remaja RW Satu, dan Pala, pecinta Alam. “Saat ini, sejak awal berdiri, anggota Restu pala tercatat lebih dari 150 an orang,” kata Muchson
            Muchson menambahkan, dipilihnya bukit Njelir dan Goa Lawa sebagai ajang kegiatan regenerasi karena dinilai tempat ini tengah menjadi daya tarik wisata yang unik dan disukai kalangan remaja. “Kami sekaligus ingin mengenalkan potensi wisata minat khusus berupa treking ke bukit Njelir kepada masyarakat luas, khususnya para pecinta alam,” ujarnya. 
                Bukit Njelir yang memiliki ketinggian 1000 mdpl ini sekaligus membatasi antara Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Pemalang. Selain bisa menikmati sunrise, di Bukit Njelir juga bisa menikmati keindahan malam Kota Purbalingga juga bisa menikmati kokohnya Gunung Slamet yang berada di sebelah barat Bukit Njelir..
Berfoto bersama Laskar Restu Pala Perjalanan menuju Bukit Njelir Perjalanan Menuju Bukit Njelir Perjalanan menuju Bukit Njelir Camping di Bukit Njelir Menikmati malam di Bukit Njelir

Monday, 19 October 2015

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-87, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga menggelar lomba lari 10 K. Lomba yang akan digelar Minggu (25/10) memperebutkan hadiah total Rp 17 juta.
            Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, lomba ini untuk memberikan ruang bagi para peminat olah lari dan sekaligus untuk memeriahkan hari sumpah pemuda. “Pesertanya para pemuda-pemudi. Pendaftaran tidak dipungut biaya,” kata Subeno, Senin (19/10).
            Untuk pendaftaran, lanjut Subeno, bisa dilakukan di kantor Dinbudparpora (cq. Seksi Kepemudaan), kemudian di SMAN 1 Bukateka (Drs Abdul Gofar), SMAN 1 Bobotsari  (Budi Handoyo, S.Pd), dan di SMAN 1 Rembang (Wuryantoro, S.Pd).  “Rute yang ditempuh 10 kilometer dengan star di lapangan Mangunegara Kecamatan Mrebet dan finish di alun-alun kota,” kata Subeno.

Monday, 5 October 2015

Video Sunrise Bukit Njelir adalah kumpulan beberapa foto dan cuplikan video yang digabungkan guna untuk dokumentasi saja. Dalam video itu juga disertakan keterangan tiap sudut pandangnya.
Seperti artikel-artikel sebelumnya bahwa bukit njelir terletak di perbatasan antara Kab. Purbalingga dan Kab. Pemalang, saat kita berada di Bukit Njelir kita bisa mendapatkan empat view sekaligus.
Penasaran kayak apa videonya ??? Silakan tonton video berikut

Sunday, 4 October 2015

Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2015
Indra Ristianto dan Fransisca Giovani Andri terpilih sebagai  Kakang dan Mbekayu Purbalingga 2015. Mereka dinobatkan pada Malam Grand Final Pemilihan Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga di komplek Planetaquarium Toyoshuka Taman Wisata Pendidikan (TWP) Purbasari Pancuranmas, Sabtu malam (3/10). Indra Ristianto merupakan perwakilan dari Kecamatan Bukateja sedangkan Fransisca Giovani Andri utusan dari SMA Negeri 1 Purbalingga. Pada prosesi penobatan, Indra dan Fransisca menerima selempang dan mahkota dari pasangan Kakang Mbekayu Purbalingga 2014. Keduanya juga mendapat tropy dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Budi Wibowo dan Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga Noordiana Budi Wibowo.
“Yang terpilih sebagai duta wisata akan berfungsi sebagai public speaking kepariwisataan.  Karenanya pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata local Purbalingga harus terus ditingkatkan termasuk pengetahuan umum dan kemampuan penguasaan bahasa daerah dan asing,” kata Pj Bupati Budi Wibowo saat membuka acara itu.
Hal tersebut ditekankan oleh Bupati karena juara Kakang Mbekayu Duta Wisata juga akan menjadi wakil Purbalingga dalam ajang serupa di tingkat Jawa Tengah maupun nasional. Budi Wibowo berharap, Kakang Mbekayu terpilih mampu menyamai prestasi yang diukir Mbekayu Purbalingga 2009, Putri Amalia. Pada saat itu, Putri Amalia mampu menjadi Duta Wisata Jawa Tengah dan pada 2010 menjadi runner up Duta Wisata tingkat nasional.
“Saya ingin duta wisata kita tahun ini bisa seperti mba Putri. Kalian harus mampu mengukir prestasi tertinggi di tingkat Jawa Tengah bahkan bila mungkin hingga ke tingkat nasional. Pak Kadin (Subeno-red) harus ikut bertanggungjawab mengantarkan mereka berprestasi lebih tinggi,” tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Subeno menuturkan, kegiatan pemilihan kakang mbekayu duta wisata Purbalingga merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Dinbudparpora setiap tahun. Penyelenggaraan kali ini, menurut Subeno agak berbeda karena diselenggarakan pada malam hari.
“Dari sisi peserta juga mengalami peningkatan antusiasme. Biasanya hanya diikuti 30-an peserta, tahun ini pesertanya mencapai 61 orang. Sedianya 65 tapi 3 peserta mengundurkan diri,” jelasnya.
Dikatakan Subeno, momen pemilihan kakang mbekayu merupakan ajang dalam rangka meningkatkan wisata di Purbalingga, dimana geliat wisata Purbalingga tahun ini berkembang cukup baik berkat dukungan tiga komponen utama yakni unsure wisata, pemuda dan budaya.
“Target kami, pada masa mendatang gelaran kakang mbekayu dapat dikemas lebih baik dengan membentuk komunitas anak-anak muda yang memiliki talenta bagus,” katanya.
Subeno melanjutkan, seluruh peserta Kakang mbekayu Purbalingga akan terus didorong untuk menjadi duta wisata Purbalingga, melalui berbagai pelatihan yang akan diselenggarakan. Harapanya mereka mampu menjadi duta wisata untuk memasarkan potensi wisata yang ada di Purbalingga.
“Melalui pintu pariwisata akan membawa kemajuan bagi Purbalingga,” jelasnya.
Dari hasil penjurian, terpilih 12 peserta terbaik yang menduduki peringkat 1 hingga peringkat 6 kakang dan mbekayu. Kejuaraan untuk Kakang Purbalingga, juara l adalah Indra Ristianto perwakilan Kecamatan  Bukateja, juara ll  Gilang Ramadan perwakilan perseorangan, juara lll  Gilar Tri Panji Saputra perwakilan SMAN 1 Pbg. Sementara posisi juara harapan l diraih oleh Rozakul Khayat dari SMKN 3 Purbalingga, harapan ll  Tri Handoko perwakilan perseorangan dan harapan lll  Dwiyana Rahmadani juga perwakilan perseorangan.
Untuk kejuaraan kategori Mbekayu, juara l Fransisca Giovany Andri (SMAN 1 Purbalingga), juara ll  Anindya Puspa Dhuhita (Perseorangan), juara lll  Eka Rahmawati (Desa Wisata Panusupan), harapan l Athalia Amelia Andi (SMAN 1 Purbalingga), harapan ll Prima Sabrina Nandani (Kecamatan Bojongsari) dan harapan lll  Fafiq Listiyani (Desa Wisata Panusupan).
Panitia juga menetapkan juara favorit penonton kepada Rozakul Khayat yang juga menjadi juara harapan I.
Bersih Gunung Dan Pendakian Bersama Gunung Slamet 2015
Bersih Gunung Dan Pendakian Bersama Pegiat wisata minat khusus pendakian gunung yang tergabung dalam ‘Trans Adventure’ bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga akan menggelar kegiatan ‘Pendakian Bersama dan Bersih Gunung Slamet 3428 m dpl’. Kegiatan dalam rangka Hari Jadi Purbalingga ke -185 ini akan digelar pada tanggal 24 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016.
            Ketua Panitia Firman Winata mengatakan, wisata minat khusus berupa pendakian ke Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga belakangan menjadi kegiatan yang banyak diminati. Pelaku pendakian tidak hanya berasal dari kalangan penggiat alam saja, tetapi kalangan masyarakat luas dari berbagai usia dan kota di Indonesia. Wisata pendakian memberikan tantangan tersendiri dan menjanjikan kepuasan batin bagi pelaku karena bisa berinteraksi dengan alam dan menganggumi betapa besar ciptaan Tuhan.
            “Namun, tidak bisa dipungkiri efek dari kegiatan pendakian adanya sampah yang ditinggalkan di sepanjang jalur pendakian. Berlatar belakang ini maka kami bersama Dinbudparpora akan menggelar kegiatan pendakian bersama dan bersih Gunung Slamet,” kata Firman, Minggu (4/10).
            Dikatakan Firman, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah kembali semangat masyarakat dan memberikan bentuk contoh nyata untuk menjaga kelestarian alam. Selain itu juga sebagai wadah menyalurkan hobi masyarakat penggemar aktifitas pendakian gunung. “Kegiatan ini kami gelar juga untuk memperingati hari jadi Purbalingga ke 185 pada bulan Desember 2015 mendatang dan sekaligus sebagai ajang silahturahmi antar pegiat aktifitas alam bebas, sehingga diharapkan muncul ikatan emosional yang positif untuk mewujudkan kesadaran menjaga kelestarian alam,” kata Firman.
            Dijelaskan Firman, pihaknya mentargetkan ada 500 pendaki yang akan ambil bagian  dalam kegiatan ini. Biasanya pendakian ke puncak Gunung Slamet pada malam tahun baru juga meningkat tajam. Kegiatan akan didahului dengan membawa bendera merah putih dan bendera lambing kabupaten Purbalingga yang akan dibentangkan di puncak Slamet pada 18 Desember 2015 bertepatan dengan hari jadi Purbalingga. Kegiatan pembentangan bendera ini akan dilakukan oleh panitia. Kemudian, kegiatan yang melibatkan peserta  akan dilakukan pada 24 Desember 2015 – 2 Januari 2016. Seluruh pendaki yang menuju puncak akan dibekali kantong sampah.
“Kegiatan di puncak lebih fokus pada pendakian bersama dan bersih-bersih sampah di sepanjang jalur pendakian. Sedang kegiatan di pos Bambangan yang dipusatkan di kompleks basecamp pondok pemuda, akan digelar pemutaran film ‘Everest dan hiburan musik rakyat,” kata Firman.
Firman menambahkan, kontribusi peserta dalam kegiatan ini sebesar Rp 100 ribu per orang, yang akan diwujudkan dalam bentuk kaos dan slayer seharga Rp 75 ribu, kantong plastik sampah, dan sudah termasuk biasa retribusi pendakian,” tambah Firman.
Sementara itu Kepala Dinbudparpora Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si menyatakan sangat menyambut baik upaya dari pegiat wisata minat khusus untuk menggelar kegiatan pendakian dan sekaligus bersih gunung.
“Kami akui, para pendaki belum semuanya peduli dengan kelestraian alam. Ada yang masih meninggalkan sampah mereka ketika melakukan pendakian. Hal ini karena pendaki yang menuju puncak Slamet dapat digolongkan ada yang dari pecinta alam yang sudah peduli dengan alam, dan ada pula pendaki pemula yang terkadang masih mengabaikan kebersihan dan mengabaikan alam,"kata Subeno.

Follow Us @desa_wisata_siwarak