Wednesday, 25 November 2015

Panen Nanas
Desa Wisata Siwarak - Nanas Batu dari Desa Siwarak, Kec. Karangreja, Kab. Purbalingga Jawa Tengah menembus pasar nasional dan memasok jaringan ritel besar di Jakarta dan sejumlah pasar di Pulau Jawa.

Salah satu kelompok tani "Sipetung Jaya" Desa Siwarak, Dirin mengatakan " kelompok taninya berhasil menembus jaringan ritel  carefour di Jakarta dan memasok sejumlah pasar di kota besar lainnya. Nanas batu dari siwarak ukurannya lebih besar dan lebih manis, ujarnya setengah berpromosi.

Ia mengaku semenjak pengenalan nanas batu kepada masyarakat telah digalakkan oleh pemerintah desa untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan penghasilan masyarakat, kelompok taninya jadi lebih giat dan menyediakan lahannya untuk menanam buah nanas. '"Udara yang sejuk dan lahan yang subur membuat masyarakat tertarik untuk ikut mengembangkan nanas batu. Hasilnya juga lebih baik bila dibandingkan menjadi buruh atau saat mereka merantau. Sudah tujuh tahun pengembangan nanas ini,'' katanya.

Luas lahan yang dulunya sekitar 25 hektare untuk di tanami nanas batu , sekarang meningkat. Hal tersebut bisa dilihat dengan naiknya jumlah minat masyarakat untuk menanam nanas batu.Pembukaan lahan pertanian nanas ini juga sudah terbukti mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. 

Dukungan pemerintah desa siwarak tak hanya di sektor pertanian dan sektor peternakan. Di sektor pariwisata pun mendapat sorotan dan perhatian khusus. Semenjak di bukanya paket pendakian ke bukit njelir dan bukit kelir oleh Pokdarwis(Kelompok Sadar Wisata) "Lawa Mandiri" yang mulai di kenal masyarakat luas, kini di Alur Sipetung juga mulai di bangun Rest Area yang di fasilitasi Camping Ground, Area Bermain dan Gardu Pandang.

Rest Area Alur Sipetung berada di selatan obyek wisata gualawa dengan view perbukitan yang masih hijau ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.  Disepanjang jalan menuju rest area adalah hamparan kebun nanas. Dengan di bangunnya Rest Area ini diharapkan bisa menambah penghasilan petani nanas yang berada di sepanjang jalan menuju rest area.
Desa Wisata Siwarak Desa Wisata Siwarak Desa Wisata Siwarak Pembuatan Gardu Pandang Jalan menuju Rest Area Kerja Bakti

Saturday, 21 November 2015

Suka melakukan trekking di alam bebas?
Kawasan Bukit Kelir 1373 mdpl Desa Wisata Siwarak layak dijadikan destinasi berikutnya. Asyiknya lagi, Anda dapat mengajak keluarga untuk trekking di sana. Ada banyak pengalaman dan cerita seru menanti Anda Variasi medanpun bisa Anda tentukan dari yang extrim hingga trek biasa. Ayo abadikan setiap petualangan Anda disini.Slalu saja ada moment indah yg sayang utk di lewatkan dan perlu diabadikan.

Wednesday, 4 November 2015

Perbukitan Desa Wisata Siwarak
Kisah Unik Gunung Kelir atau Bukit Kelir yang berada di Desa Wisata Siwarak tepatnya sebelah barat Obyek Wisata Gualawa ini erat kaitannya dengan tradisi masyarakat Desa Siwarak yang secara rutin menggelar tradisi ruwat bumi tiap satu tahun sekali. Kelir adalah tirai kain putih untuk menangkap bayangan wayang kulit yang menjadi latar belakang saat dalang memainkan wayang. Kelir juga melambangkan jagad raya di dunia pewayangan.

Konon, dahulu di atas gunung kelir sering muncul kabut putih yang tebal dan tampak seperti kelir dalam pewayangan. Di kanan kiri kabut kadang tampak seperti jajaran wayang dalam pagelaran wayang kulit. Yang menakjubkan adalah adanya bunyi gending yang dapat terdengar setiap malam jumat kliwon dari Gunung Kelir. Bunyi gending tersebut konon berasal dari Gamelan Kyai Kenong.

Dulu di Gunung Kelir ada juru kunci yang merawat Gamelan Kyai Kenong. Tugasnya adalah mengelola atau merawat seperangkat gamelan, alat musik pengiring pertunjukan wayang. Gamelan Kyai Kenong ini sangat unik karena tak selalu dapat dilihat dengan mata normal. Namun demikian ada saatnya gamelan ini justru dapat dipegang, dibawa dan dapat pula dibunyikan untuk mengiringi pertunjukan wayang. Karena gamelan masih termasuk barang langka, sudah barang tentu peralatan ini jarang dimiliki oleh orang, maka tak heran kalau gamelan Kyai Kenong dipinjam untuk dibunyikan mengiringi pertunjukkan wayang kulit. Jika ada yang akan meminjam Gamelan Kyai Kenong maka harus minta ijin melalui Ki Juru Kunci. 

Pada awalnya gamelan ini tidak kelihatan oleh si peminjam namun setelah Ki Juru Kunci duduk semedi di tempat penyimpanannya baru akan kelihatan . Ritual memohon agar Kyai Kenong dapat hadir adalah dengan cara memanjatkan doa pemanggilan. Ki Juru Kunci berdoa sambil membakar kemenyan. Dengan ritual ini segera saja gamelan Kyai Kenong muncul dan dapat dilihat oleh semua orang. 
Setelah dipinjam Kyai Kenong harus dikembalikan lagi dalam keadaan lengkap ke Juru Kunci yang kemudian akan menyimpannya kembali secara gaib, sehingga tidak setiap orang dapat melihat ujud gamelan Kyai Kenong.
   
Sekarang gamelan Kyai Kenong tidak dapat dipinjam lagi. Kenapa?  
Diceriterakan bahwa suatu hari Gamelan Kyai Kenong dipinjam oleh orang Desa Siwarak   untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit, ternyata ketika dikembalikan ada yang tidak lengkap yaitu alat pemukul kenong. Sejak saat itulah Kyai kenong tidak berkenan lagi untuk dipinjamkan, bahkan tidak pula berkenan untuk muncul dalam ujudnya yang nyata. Namun demikian setiap Kamis Wage malam Jumat Kliwon sampai saat ini terkadang masih dapat didengar suara gamelan yang sering terdengar dan diyakini sumber bunyinya dari Gunung Kelir. Suara gamelan Kyai Kenong  bunyinya merata menyusup merdu ke telinga penduduk di sekitar Gunung Kelir,terutama di desa siwarak. Akibat dari hilangnya pemukul kenong yang di pinjam warga Desa Siwarak maka tiap melaksanakan Ruwat Bumi dengan mengadakan pagelaran wayang kulit Desa Siwarak akan di guyur hujan angin yang dasyat, dan ini diyakini masyarakat sebagai hukuman atas kejadian hilangnya pemukul kenong. Tradisi turun temurun ini masih diyakini masyarakat Desa Siwarak hingga saat ini. Tak heran jika ada Ruwat bumi masyarakat desa siwarak cuma mengadakan pagelaran wayang golek.
Di Desa Siwarak yang berhawa sejuk banyak terdapat perbukitan. Diantaranya ada Bukit Njelir yang sudah mulai ramai untuk kegiatan hiking atau camping karena keindahannya. Di sebelah utara gunung Kelir juga terdapat Gunung Blencong yang masih ada hubungannya dengan kisah unik Gunung Kelir. Blencong adalah salah satu nama alat dalam pertunjukan wayang kulit. Blencong adalah lampu penerang yang selalu dipasang di atas sang dalang. Blencong juga dilambangkan sebagai matahari yang menyinari jagad raya. Dalam pertunjukan wayang blenconglah yang membentuk bayangan boneka kulit sehingga disebut sebagai wayang kulit.
Konon diberi nama Gunung Blencong karena dahulu saat terdengar suara gamelan dari Gunung Kelir  terlihat cahaya mirip sinar lampu blencong dari puncak bukit di sebelah utara Gunung Kelir. Oleh sebab itulah bukit yang berada di sebelah utara gunung kelir ini  diberi nama Gunung Blencong.

Terlepas dari Kisah unik Gunung Kelir atau cerita mistis, kini perbukitan yang ada di Desa Siwarak mulai ramai di kunjungi wisatawan ataupun pendaki yang ingin menikmati keindahan alam yang ada di Desa Siwarak. 

Follow Us @desa_wisata_siwarak