PURBALINGGA
– Sejumlah seni tradisi Purbalingga yang nyaris punah dan tanpa regenerasi,
kini berhasil dipertahankan. Tak hanya itu, seni tradisi ini ternyata menarik
untuk dinikmati. Seperti halnya yang disaksikan pada pentas seni tradisi yang
digelar di halaman parkir stadion Guntur Daryono, Minggu (21/12) sore.
Pementasan itu dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-184.
“Seni tradisi yang kami tampilkan
ini merupakan hasil revitalisasi seni tradisi. Kesenian itu yang sudah
berkembang sejak jaman Belanda nyaris punah. Namun dengan revitalisasi, kami
berhasil membangkitkan seni tradisi itu di kalangan anak-anak muda,” kata
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
(Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Sri Kuncoro disela-sela penampilan seni
tradisi, Minggu (21/12).
Sri Kuncoro mengakui, pementasan
seni tradisi saat ini hampir terlupakan, khususnya dikalangan generasi muda. Kondisi
kehidupan di masyarakat cenderung menurunnya kecintaan terhadap seni tradisi local.
Menurunnya terhadap kecintaan seni tradisi dan budaya local dikhawatirkan dapat
berdampak buruk terhadap masyarakatnya khususnya kalangan muda. “Melalui
revitalisasi seni tradisi inilah kami mencoba menumbuhkan pelestarian seni
tradisi di kalangan generasi muda. Para generasi muda juga kami ajak untuk
semakin mencintai budaya kita yang mulai terlupakan,” kata Sri Kuncoro.
Sri Kuncoro menambahkan, sejumlah
seni tradisi yang dipentaskan dalam kegiatan rebitalisasi seni yakni
tari Rodat
yang dibawakan oleh siswa SMKN 1 Kutasari, kemudian seni Angguk (Sanggar
Citra
Budaya Kecamatan Purbalingga kota), seni Dames yang dibawakan para
remaja putri dari Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, seni Daeng
Paksimuda yang dibawakan
siswa SMAN 1 Bobotsari dan revitalisasi kuda kepang yang dibawakan oleh
sekitar
40 penari dari Kecamatan Kalimanah.
“Meski baru berlatih sekitar 1
bulan, namun penampilan mereka sudah mampu memukau penonton,” tambah Kuncoro
bangga.
Pawai Budaya
Dibagian lain Kuncoro menambahkan,
dalam rangka Hari Jadi Purbalingga ke 184, selain dipentaskan revitalisasi seni
tradisi, juga dipentaskan seni kethoprak pada Minggu (21/12) malam di stadion
Guntur Daryono, kemudian digelar pawai budaya yang dipusatkan di alun-alunPurbalingga pada Selasa (23/12) pagi hingga siang. Untuk pawai budaya
sedikitnya akan ditampilkan 60 grup, termasuk enam grup seni tamu dari enam
kabupaten masing-masing Purworejo, Magelang, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas
dan Kabupaten Brebes.
“Pawai budaya tentu akan menarik
ditonton, oleh karenanya kami mengajak kepada semua kalangan masyarakat
dimanapun berada untuk menyaksikan pawai budaya tersebut,” ajak Sri Kuncoro.
No comments:
Post a Comment