Sunday, 21 December 2014

Pertahanankan Seni Tradisi dari Kepunahan

Tari Angguk
PURBALINGGA – Sejumlah seni tradisi Purbalingga yang nyaris punah dan tanpa regenerasi, kini berhasil dipertahankan. Tak hanya itu, seni tradisi ini ternyata menarik untuk dinikmati. Seperti halnya yang disaksikan pada pentas seni tradisi yang digelar di halaman parkir stadion Guntur Daryono, Minggu (21/12) sore. Pementasan itu dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-184.
            “Seni tradisi yang kami tampilkan ini merupakan hasil revitalisasi seni tradisi. Kesenian itu yang sudah berkembang sejak jaman Belanda nyaris punah. Namun dengan revitalisasi, kami berhasil membangkitkan seni tradisi itu di kalangan anak-anak muda,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Sri Kuncoro disela-sela penampilan seni tradisi, Minggu (21/12).
            Sri Kuncoro mengakui, pementasan seni tradisi saat ini hampir terlupakan, khususnya dikalangan generasi muda. Kondisi kehidupan di masyarakat cenderung menurunnya kecintaan terhadap seni tradisi local. Menurunnya terhadap kecintaan seni tradisi dan budaya local dikhawatirkan dapat berdampak buruk terhadap masyarakatnya khususnya kalangan muda. “Melalui revitalisasi seni tradisi inilah kami mencoba menumbuhkan pelestarian seni tradisi di kalangan generasi muda. Para generasi muda juga kami ajak untuk semakin mencintai budaya kita yang mulai terlupakan,” kata Sri Kuncoro.
            Sri Kuncoro menambahkan, sejumlah seni tradisi yang dipentaskan dalam kegiatan rebitalisasi seni yakni tari Rodat yang dibawakan oleh siswa SMKN 1 Kutasari, kemudian seni Angguk (Sanggar Citra Budaya Kecamatan Purbalingga kota), seni Dames yang dibawakan para remaja putri dari Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, seni Daeng Paksimuda yang dibawakan siswa SMAN 1 Bobotsari dan revitalisasi kuda kepang yang dibawakan oleh sekitar 40 penari dari Kecamatan Kalimanah.
            “Meski baru berlatih sekitar 1 bulan, namun penampilan mereka sudah mampu memukau penonton,” tambah Kuncoro bangga. 
Pawai Budaya
            Dibagian lain Kuncoro menambahkan, dalam rangka Hari Jadi Purbalingga ke 184, selain dipentaskan revitalisasi seni tradisi, juga dipentaskan seni kethoprak pada Minggu (21/12) malam di stadion Guntur Daryono, kemudian digelar pawai budaya yang dipusatkan di alun-alunPurbalingga pada Selasa (23/12) pagi hingga siang. Untuk pawai budaya sedikitnya akan ditampilkan 60 grup, termasuk enam grup seni tamu dari enam kabupaten masing-masing Purworejo, Magelang, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas dan Kabupaten Brebes.
“Pawai budaya tentu akan menarik ditonton, oleh karenanya kami mengajak kepada semua kalangan masyarakat dimanapun berada untuk menyaksikan pawai budaya tersebut,” ajak Sri Kuncoro.

No comments:

Post a Comment

Follow Us @desa_wisata_siwarak