Wednesday, 27 May 2015

Jateng Gelar Festival Desa Wisata  Di Banjarnegara melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar)  Tahun 2015. Festival yang dipusatkan di alun-alun Banjarnegara akan berlangsung, Jum’at – Minggu, (28-30/8). Dalam festival ini juga akan diikuti 10 MPU (Mitra Praja Utama) dari berbagai provinsi.
            Kepala Seksi Pengembangan Wisata Dinbudpar Jateng, Ir Prambudi Traju Trisno, MM, M.Si mengatakan, festival desa wisata merupakan kali kedua digelar Dinbudpar Jateng. Pemilihan kabupaten Banjarnegara karena pada saat bersamaan Banjarnegara menggelar event Dieng Culture Festival dan Konvensi Air Nasional. “Melalui festival desa wisata ini diharapkan potensi desa wisata dapat dipromosikan kepada asosiasi pariwisata khususnya biro atau agen wisata dan masyarakat umum,” kata Prambudi, Selasa (26/5).
            Dikatakan Prambudi, desa wisata merupakan salah satu potensi daya tarik wisata alam dan masyarakat yang benar-benar berdampak langsung terhadap ekonomi kerakyatan. Masyarakat akan secara langsung menikmati hasil dari kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik. “Realitas saat ini, desa wisata merupakan wisata alternatif bagi wisatawan dikarenakan kejenuhan terhadap hiruk pikuk kehidupan di kota besar,” kata Prambudi.
            Prambudi meyakini, melalui festival desa wisata mampu meningkatkan apresiasi terhadap pengembangan desa wisata di Jateng yang pada akhirnya menjadi sarana pembinaan dan motivasi bagi pengelola desa wisata,” ujarnya.
            Prambudi menjelaskan, tema festival desa wisata yakni  ‘Desaku Harapanku, Bersama Kita Maju. Sedang kegiatan festival meliputi lomba yel-yel, apresiasi seni, pameran, sarasehan, lomba paparan potensi desa wisata, focus group discussion pengembangan eco wisata, dan outbound. “Peserta festival adalah desa wisata yang masih aktif, sudah berkembang dan layak jual, serta pernah dikunjungi wisatawan.,” katanya.
            Prambudi menambahkan, panitia akan memilih juara I – III dan juara Harapan I – III. Juara yel-yel terbaik, stand pameran terbaik, apresiasi seni terbaik dan paparan terbaik.

Thursday, 21 May 2015

Kesenian Tek Tek
Aktualisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona Wisata akan digelar di Desa Siwarak, Kec. Karangreja, Kab. Purbalingga. Acara akan di gelar selama 2 hari. Untuk hari pertama sabtu, 23 Mei 2015 bertempat di Balaidesa Siwarak akan membahas materi Sadar Wisata dan Sapta Pesona Wisata,Hospitality, Membangun Kelembagaan dan Jejaring Pokdarwis dengan pemateri dari Dinbudpar Provinsi Jawa Tengah, Dosen UKSW dan Dinbudparpora Purbalingga.

    Sementara hari kedua Minggu, 24 Mei 2015 bertempat di Obyek Wisata Gualawa dan akan diisi dengan Gerakan Penanaman Pohon dan Kebersihan bersama Bapak Bupati Purbalingga. Untuk hari minggunya  juga akan di meriahkan dengan acara sebagai berikut :

* Festival Tandak Lesung (Antar Kecamatan se Kab. Purbalingga)
* Apresiasi Seni Tradisional (Kenthongan / Thek Thek & Lengger)
* Kunjungan Taruna/Taruni Latsitarda dari :
* Akademi Militer
* Akademi Angkatan Laut
* Akademi Angkatan Udara
* Akademi Kepolisian
* Institut Pemerintahan Dalam Negeri  



     Diharapkan dengan adanya acara seperti ini akan makin menambah daya tarik wisatawan yang akan berkunjung ke Gualawa. Penampilan seni tradisional ini juga sekaligus sebagai upaya kampanye sapta pesona sadar wisata.
     Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pentas seni tradisi tiga jenis sekaligus merupakan kali pertama yang digelar di Gua Lawa. Biasanya, saat libur lebaran, pementasan berupa pentas musik dangdut. Kali ini, pementasan sekaligus juga untuk nguri-nguri seni tradisi yang mulai punah.
“Pada hari-hari libur, kami biasanya bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Siwarak, untuk menampilkan musik kenthongan. Karena animo penonton lumayan antusias, maka kami menambah dengan pentas  lengger calung, dan seni Tandak Lesung,” kata Prayitno, Kamis (21/5).

        Dikatakan Prayitno, untuk grup seni lengger calung menampilkan grup dari Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja. Sedang seni tandak Lesung ditampilkan dari 18 kecamatan se-Purbalingga. “Setiap kelompok seni Lesung beranggotakan 10 orang, mereka kami beri kesempatan tampil selama tujuh menit per kelompok. Pihak kami menyediakan delapan buah lesung dari kayu mahoni. Nantinya yang juara, lesungnya sebagai hadiah,” kata Prayitno.

      Menurut Prayitno, jika animo pengunjung pada penampilan perdana ini membludak, maka pihaknya akan mengagendakan pementasan seni tradisi rutin di obyek wisata ini. “Prinsipnya, kami ingin menghibur wisatawan, mereka berlibur untuk refreshing, makanya harus kami layani dengan baik, dan bisa memiliki kenangan setelah berkunjung ke Goa Lawa,” ujarnya.

       Prayitno menambahkan, pada pementasan seni tradisi ini, sekaligus akan dilakukan kampanye sapta pesona sadar wisata. Kampanye ini melibatkan seluruh pelaku wisata di obyek wisata Gua Lawa. Mereka terdiri dari tukang parkir, pedagang kaki lima, pemilik warung, pengelola, penjual souvenir, pemandu wisata, Pokdarwis setempat, petugas kebersihan, dan pihak-pihak terkait. “Kami tidak ingin ada pengunjung kecewa karena sikap pelaku wisata di Goa Lawa. Jika kecewa mereka tentu akan memiliki kean yang kurang baik, dan dampaknya tentu pada jumlah kunjungan wisatawan. Semua pelaku wisata harus memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan,”  tambah Prayitno


Monday, 18 May 2015

Kothekan Lesung
Festival Kothekan Lesung Akan Ramaikan Obyek Wisata Gualawa dan akan diikuti oleh 18 kelompok seni kothekan lesung dari 18 kecamatan di Purbalingga. Festival yang akan di gelar pada 24 mei 2015 ini merupakan kali pertama digelar dan dipastikan unik dan menarik.
            Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengungkapkan, festival ini selain untuk melestarikan tradisi masyarakat pedesaan, juga sebagai daya tarik atraksi wisata di obyek wisata Goa Lawa. Dalam festival ini akan menarik karena pemain kothekan lesung bukan hanya dari kaum ibu-ibu yang sudah usia lanjut, namun juga dari kalangan gadis maupun remaja.  “Melestarikan tradisi budaya dengan bermain lesung tidak membuat tangan para wanita terluka, tetapi justru menggugah nilai seni tradisi yang sudah nyaris punah,” ujar Subeno, Senin (18/5).
            Diungkapkan Subeno, lesung merupakan sebuah wadah yang terbuat dari batangan pohon yang digunakan sebagai tempat menumbuk padi.  Alat penumbuknya adalah sebuah batang kayu yang disebut Alu.  Dulu para petani kita menggunakan lesung untuk menumbuk padi menjadi beras.  Ketika saat itu para petani masih menggunakan Ani-ani sebagai alat pemanen padi.  Keseharian para petani menumbuk padi itu juga diselingi dengan sebuah hiburan untuk menghilangkan kejenuhan.  Dan kotekan lesung adalah salah satunya.
            “Sambil menumbuk padi para petani juga memukul-mukulkan alu pada lesung secara berirama.  Sehingga menghasilkan irama tabuhan yang menarik, dan para petani akan bersenandung untuk mengiringi irama tabuhan kotekan lesung.  Mereka juga akan menggerakkan badannya sambil mengikuti alunan irama dari lagunya.  Sehingga suasana bekerja pun akan menjadi lebih menyenangkan, karena dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan,” kata Subeno.
            Namun sekarang, lanjut Subeno, ketika fungsi lesung telah tergantikan oleh mesin penggiling padi modern, masyarakat kita pun beralih pada cara yang lebih mudah, mereka meninggalkan lesung yang dulu telah menemani keseharian mereka.  Tidak lagi terdengar senandung kotekan lesung, berganti dengan suara mesin diesel penggiling padi modern.
            “Kotekan lesung sebenarnya memiliki nilai filosofi tentang semangat gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat.  Dan juga sebagai ungkapan kebahagiaan atas hasil bertani yang telah didapatkan.  Namun di waktu sekarang ini lesung bisa dikatakan menjadi barang yang langka.  Jarang sekali masyarakat kita yang memilikinya, apalagi memainkannya.  Karena lesung sekarang telah berubah menjadi sebuah barang koleksi, dengan harga yang cukup mahal tentunya,” kata Subeno prihatin.
            Subeno menambahkan, dengan langkanya lesung tersebut, pihaknya pada saat festival menyediakan  khusus. Dinbudparpora menyiapkan delapan buah lesung yang terbuat dari batang pohon mahoni. Lesung ini nantinya akan diberikan kepada para pemenang festival dan penampil terbaik, selain hadiah uang pembinaan. “Mudah-mudahan dengan festival lesung ini, anak cucu kita bisa tahu dan paham jika alat penumpuk padi jaman dulu telah menjadi bagian kehidupan masyarakat petani,” tambah Subeno.

Sunday, 17 May 2015

Berburu Milky Way Di Puncak Bukit Njelir merupakan sesuatu yang baru dan mulai dilirik oleh mereka yang hobby photography. Meskipun Bukit Njelir masih tergolong wahana baru di Kabupaten Purbalingga, tepatnya di Desa Siwarak Kec. Karangreja namun aktifitas para pemburu sunrise mulai rame  berdatangan. Mereka rata-rata ngcamp di sekitaran Bukit sambil menikmati keindahan malam. 

Seperti kita ketahui, Bukit Njelir mulai di kenal masyarakat dengan Sunrise nya. Ternyata selain sunrise, ada hal yang lebih menarik yang bisa kita nikmati dan ini yang diburu para photograper yaitu milky way.
Bagi sebagian orang termasuk saya  tidak banyak yang tau apa itu milky way, namun bagi traveller yang memiliki hobby photograpy milky way merupakan wisata alam yang sangat populer dan sangat diburu.

Apa itu Milky way ???
Menurut beberapa sumber yang saya baca milky way adalah kumpulan dari jutaan bintang yang memiliki volume seperti debu dan juga gas yang terletak di piringan atau bidang galaksi. Waktu yang tepat untuk menikmati milky way antara pukul 01.00 - 04.00 disaat cuaca cerah tanpa awan dan ini terjadi di musim kemarau yaitu bulan april sampai dengan september.
Kalau menurut wikipedia, "Di dalam bahasa indonesia, istilah "Bimasakti" berasal dari tokoh pewayangan berkulit hitam, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang jawa kuno melihatnya susunan bintang-bintang yang tersebar diangkasa jika dihubungkan serta di tarik garis akan membentuk gambar bima dililit ular naga, maka disebutlah "Bimasakti". Nah, orang barat sendiri menyebutnya milky way sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit" .

Berburu Milky Way

Meski belum bisa mendapatkan milky way dengan sempurna karena kabut yang sebentar datang sebentar pergi, namun mereka merasa puas karena untuk bisa sampai di Bukit Njelir sangat mudah ditempuh dan hanya membutuhkan sekitar 1 jam dengan berjalan kaki dari Obyek Wisata Gualawa.

Bagaimana ??? Apakah Anda tertarik untuk menikmati milky way di Bukit Njelir ???
Ayo ,, ajak teman, saudara, pacar, untuk menikmati keindahan alam yang mengagumkan ini.
Segera Hubungi contact person kami : 087837000869 / 081327000072, Pin 550CD2BE

Berburu Milky Way Keindahan malam Bukit Njelir Menikmati Sunset Bukit Njelir Sunrise Bukit Njelir

Photograper : Erhan Untoro

Thursday, 7 May 2015

Peragaan Iptek di Owabong
Peragaan Iptek di Owabong bekerjasama dengan PP Iptek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan menampilkan sedikitnya 30 alat peraga ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Ajang Peragaan Iptek Keliling akan digelar di kompleks Owabong, Selasa – Rabu (12-13/5) pekan depan. Selain peragaan, juga akan digelar Focus Group Discussion (FGD) pembentukan Pusat Peraga Iptek di Purbalingga, dan juga workshop Iptek bagi 200 guru Sains tingkat SMP/MTS. Kegiatan ini merupakan kerjasama anatara Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Obyek Wisata Air Bojongsari (Owabong) dan Pusat Peraga Iptek (PP-Iptek) Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
            Kepala Bidang Pariwisata pada Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengungkapkan, kegiatan PIK merupakan rangkaian awal pengembangan iptek yang dikemas dengan nuansa wisata dan hiburan di Purbalingga. Dinbudparpora telah menjajaki kerjasama dengan PP Iptek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sejak Agustus tahun 2014 silam.
            “Tindaklanjut kerjasama ini, PP Iptek menyetujui Sanggaluri Park yang dikelola oleh manajemen Owabong untuk dikembangkan sebagai science center di Jawa Tengah. Pasca kegiatan ini, PP Iptek juga memberikan bantuan peralatan iptek yang akan ditempatkan di Sanggaluri Park,” kata Prayitno, Kamis (7/5).
            Dijelaskan Prayitno, PIK merupakan suatu program pameran alat peraga sains mini yang diselenggarakan di luar lokasi PP Iptek Jakarta guna memberikan pengalaman baru kepada masyarakat, khususnya siswa, dalam mempelajari sains. PIK dikemas secara menarik dengan memadukan unsur hiburan dan sains melalui berbagai alat peraga sains interaktif yang dapat disentuhmainkan secara mudah, menarik, menyenangkan dan mengesankan. “Selain alat peraga, PIK juga dilengkapi dengan berbagai percobaan sains menggunakan alat dan bahan sederhana yang akan mengungkapkan dan menjelaskan fenomena keilmuan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Prayitno.
            Dalam PIK yang pertama kali digelar di Purbalingga, lanjut Prayitno, akan dihadirkan 30 alat peraga iptek interkatif yang langsung didatangkan dari PP Iptek Jakarta. Alat peraga itu terdiri dari kluster optic, energi dan kluster gaya. “Kami berharap, para siswa dan guru sains bisa mengunjungi peragaan iptek ini yang dipusatkan di kompleks cottage Owabong,” kata Prayitno.
            Prayitno menambahkan, kegiatan PIK dijadwalkan akan dibuka oleh Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto dengan ditandai peluncuran roket air. Kegiatan akan dihadiri pula oleh Asdep  Iptek Masyarakat Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kemenristek Dikti Ir Ahmad Dading Gunadi, MA dan Direktur PP Iptek Ir Ari Hendratno Saleh, M.Si.

Monday, 4 May 2015

Tempat Indah Untuk Berfoto Di Purbalingga belum lengkap apabila Anda belum mengunjungi Desa Wisata Siwarak. Selalu saja ada moment indah yang sayang untuk di lewatkan dan perlu diabadikan. Banyak lokasi  indah yang bisa dijadikan background saat  Anda hunting foto di Desa Wisata Siwarak. Berikut adalah beberapa lokasi yang menarik untuk Anda kunjungi, diantaranya :

1. Rest Area Alur Sipetung

Rest Area Alur Sipetung merupakan wahana wisata yang baru di kembangkan di Desa Wisata Siwarak. Berada di area perbukitan yang disekitarnya terdapat hamparan kebun nanas dan pemandangan Kota Purbalingga membuat Rest Area Alur Sipetung layak dijadikan alternative pilihan untuk mengisi liburan Anda . Rest Area Alur Sipetung dilengkapi dengan Area Camping Ground, Gardu Pandang, Flying Fox sepanjang 150 meter, Gazebo dan juga taman bermain. Tidak cuma di Bukit Njelir dan Bukit Kelir Anda bisa menikmati Sunrise, di Rest Area Alur Sipetung pun Anda bisa menikmati terbitnya matahari pagi tanpa harus berjalan berjam-jam karena kendaraan Anda bisa langsung sampai ditempat untuk bisa mencapai Rest Area Alur Sipetung. Bagi Anda yang ingin menikmati sejuknya udara pegunungan inilah tempat yang tepat untuk Anda dan keluarga melakukan Family Camp di Rest Area Alur Sipetung.

Hamparan Kota Purbalingga Sunrise Alur Sipetung Rest Area Alur Sipetung

2. Obyek Wisata Gualawa

Obyek Wisata Gualawa merupakan alasan pertama  Anda saat berada di Desa Wisata Siwarak. Obyek Wisata yang sudah tidak asing lagi untuk masyarakat Purbalingga ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi Anda yang gemar dengan keindahan alam pegunungan. Banyak lokasi menarik yang bisa dijadikan koleksi album foto Anda, diantaranya : Taman Lokaria, Taman Kenanga, Pintu masuk gualawa, Gua dada lawa dan masih banyak lagi tempat yang sayang untuk dilewatkan moment-momentnya.
Untuk yang suka tantangan Anda bisa berfoto di flying fox yang melintas diatas gua dengan ketinggian 28 meter dan di dalam Gua Lorong Kereta . Bisa dibayangkan gimana serunya kan???
Foto Meluncur diatas flyng fox Foto dari atas flyng fox Mandi lumpur di Gua Lorong Kereta di Purbalingga

3. Bukit Njelir

Bukit Njelir merupakan potensi wisata yang masih dalam tahap pengembangan di Desa Siwarak. Meski tergolong masih baru tapi mulai diminati oleh wisatawan yang hobby dengan petualangan karena keindahan dan view yang bagus. Bukit yang bisa ditempuh sekitar satu jam dengan berjalan kaki  dari Obyek Wisata Gualawa ini merupakan bukit yang membatasi antara Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Pemalang. Selain bisa menikmati pemandangan dari atas ketinggian, Bukit Njelir juga di kenal dengan sunrise nya. Banyak muda mudi yang mulai tertarik dan melakukan petualangan disana. Di Bukit Njelir kita akan di suguhi berbagai background menarik untuk berfoto. Gunung Slamet yang berdiri kokoh, Kabut yang menghilang tertiup angin adalah beberapa moment terbaik untuk background foto Anda yang sayang untuk dilewatkan.

Menikmati sunrise di Purbalingga Menikmati Kabut yang tertiup angin Beraksi di bukit njelir

4. Bukit Kelir

Bukit Kelir berada sebelah barat Desa Wisata Siwarak dan terlihat jelas dari Obyek Wisata Gualawa dengan diatas ketinggian 1300 mdpl. Bukit Kelir bisa ditempuh sekitar dua jam perjalanan dari Obyek Wisata Gualawa. Selain bisa dijadikan hunting foto, Bukit Kelir juga bisa dijadikan ajang melatih fisik untuk pendaki pemula . Bukit yang memiliki luas tidak lebih dari 20 meter di bagian puncaknya ini juga bisa dijadikan camping ground mengingat disebelah kanan bukit memiliki lahan yang luas . Untuk bisa mencapai Bukit Kelir ada beberapa pos peristirahatan yang juga bisa dijadikan area camping. Biasanya untuk hari-hari libur, trek ke Bukit Kelir sering digunakan para petualang  melakukan hiking . Pepohonan dengan balutan lumut hijau, pemukiman penduduk yang terlihat samar adalah moment yang pas untuk di abadikan .
Camping di Purbalingga Perjalanan ke Bukit Kelir Berfoto di tempat indah

5. Curug Silintang

Curug silintang terletak di Desa Tlahab lor yang merupakan perbatasan dengan Desa Siwarak. Dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari Desa Wisata Siwarak. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan indah. Kebun nanas, lahan penduduk, bukit piramida, jembatan kayu dan pijakan dari bebatuan adalah beberapa view yang menarik untuk background foto-foto Anda. Curug yang memiliki ketinggian sekitar 40 meter dan mempunyai dua tingkatan yang bisa dipergunakan pengunjung untuk mandi dan mengabadikan momentnya. Bila Anda beruntung maka bisa melihat munculnya pelangi yang sangat indah.  Sebuah kreasi alam yang sangat menakjubkan yang terbentuk selama ribuan tahun silam.
Berfoto dalam perjalanan ke curug silintang Berfoto di depan curug silintang Air jernih di Curug silintang
Demikianlah beberapa tempat  indah di Desa Wisata Siwarak yang bisa dijadikan tempat hunting foto. Suasana alam khas pedesaan dan perbukitan merupakan ciri khas yag bisa Anda jadikan untuk  berfoto.

Untuk info lebih lanjut bisa klik Disini

Follow Us @desa_wisata_siwarak